Abstract:
Berawal dari hasil Kajian Ekowisata Kampung Keranggan oleh Dinas Pariwisata Kota Tangerang
Selatan Tahun 2019 bahwa Kampung Keranggan memiliki potensi alam dan ragam potensi budaya
kuliner yang dapat dikemas menjadi suatu program rekreasi dan edukasi. Hal ini juga didukung
oleh posisi Kampung Keranggan yang strategis di perbatasan antara Kabupaten Tangerang dan
Kota Tangerang Selatan, lahan yang berkontur, dan panorama Sungai Cisadane. Namun, potensi
ini sangat memungkinkan untuk diambil alih oleh pengembang, melihat telah adanya pembangunan
perumahan swasta di seberang permukiman ini. Kondisi ini menyadarkan masyarakat untuk
menjaga ruang hidup bersamanya, salah satunya melalui upaya menciptakan kegiatan pariwisata
berwawasan lingkungan (ecotourism) di area tepi Sungai Cisadane untuk tetap menjaga
keberadaan permukiman ini. Namun, hal ini tidak diiringi dengan kesadaran masyarakat untuk
menjaga lingkungan yang bersih. Umumnya warga tidak memiliki tempat pembuangan sampah
sementara, ditambah dengan absennya sistem pembuangan sampah kolektif. Masyarakat cenderung
membuang sampah di lahan-lahan kosong di sekitar huniannya. Selain itu, permukiman ini juga
tidak dilengkapi dengan jaringan sanitasi yang memadai. Air limbah dibiarkan meresap ke dalam
tanah, padahal masyarakat juga memanfaatkan air tanah untuk kebutuhan air bersih. Melihat
fenomena tersebut, masyarakat memerlukan dukungan perencanaan infrastruktur kelengkapan
permukiman yang mampu mempertahankan dan menjaga keberlanjutan permukiman Kampung
Keranggan, serta menciptakan bagian dari ruang kota yang tangguh. Untuk itu, kegiatan
pengabdian dan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pendampingan kepada
masyarakat Kampung Keranggan dalam merencanakan kebutuhan infrastruktur permukiman
tersebut dan mempersiapkannya untuk dapat diwujudkan.