Abstract:
Kenaikan temparatur pada kabin pesawat sering terjadi saat penerbangan. Beberapa penyebabnya adalah panas yang dilepaskan oleh penumpang maupun kru, radiasi matahari, alat listrik dan elektronik yang digunakan di pesawat, serta serta adanya pengaruh udara. Sejak penumpang memasuki kabin pesawat hingga meninggalkannya kembali, udara di dalam kabin perlu selalu diregulasi oleh sistem udara pesawat. Hal ini bertujuan antara lain agar suhu kabin tidak terlalu panas bila misalnya mendarat di daerah tropis, dan tidak terlalu dingin ketika terbang. Oleh sebab itu, diperlukan penghitungan kebutuhan sistem pengkondisi udara agar kenyamanan penumpang dapat terjaga serta terhindar dari berbagai permasalahan tekanan dan temperatur seperti cedera yang terjadi akibat perubahan tekanan udara secara mendadak (barotraumas) maupun kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya (hypoksia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis langkah-langkah menghitung beban pendingin pesawat ATR 72-600 dengan menggunakan metode Cooling Load Temperature Different (CLTD) dan untuk mencapai tingkat kenyamanan penumpang pesawat yang telah ditentukan oleh Federal Aviation Regulation (FAR) dengan menghitung beban pendinginan pada pesawat ATR 72-600. Metode yang digunakan adalah Cooling Load Temperature Different (CLTD) Pick Load yaitu perhitungan beban perbedaan temperatur pada saat beban puncak dengan data berupa temperatur kabin, radiasi matahari, panas dari penumpang, serta panas dari benda elektronik dalam seperti yang dimana sangatlah berpengaruh terhadap peningkatan beban pendinginan. Data primer diperoleh dari observasi langsung pada pesawat ATR 72-600 rute Manado-Ambon, interview dengan chief engineer, bapak asuh, serta engineer stay rute tersebut. Data sekunder juga digunakan yang diperoleh dari materi training ATR 72-600.