Abstract:
Pertumbuhan konsumsi hidrogen peroksida terus meningkat, selama pandemi
2020 permintaan tidak hanya dari industri tekstil dan kertas namun juga dari industri
kesehatan dan customer goods. Hasil proyeksi pertumbuhan menunjukkan bahwa akan
terjadi pertumbuhan sekitar 1,25% pertahun untuk konsumsi dan 126,17% untuk ekspor
. Dengan pertumbuhan ini maka diproyeksikan pada tahun 2022 maka permintaan
hidrogen peroksida mencapai 94.257 ton per tahun. Pabrik hidrogen peroksida dengan
bahan baku hidrogen udara dan anthraquinone ini akan memiliki kapasitas sebesar 50.000
ton pertahun. Bahan baku hidrogen didapatkan dari Petrokimia Gresik dan Anthraquinone
di impor dari China. Proses pembuatan hidrogen peroksida dengan proses anthraquinone
ini diawali dengan hidrogenasi larutan kerja. Tahap kedua adalah pembentukan hidrogen
peroksida dengan proses oksidasi. Hasil dari proses ini akan melalui ekstraktor untuk
memisahkan hidrogen peroksida dari larutan kerja dan akan ditingkatkan mutunya dengan
destilasi. Kebutuhan sarana penunjang (utilitas) pabrik Hidrogen peroksida ini
diantaranya adalah kebutuhan air sebesar 1.530 m3
/jam, kebutuhan listrik sebesar 9.400
kW/hari, dan kebutuhan bahan bakar yang berupa solar sebesar 14.80 m3
/hari. Pabrik
direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun dengan jumlah karyawan
sebanyak 192 orang dan struktur permodalan 34,55% dari pinjaman bank dan 65,45%
dari investor. Hasil evaluasi ekonomi terhadap pabrik ini menunjukkan Fix Capital
Investment (FCI) sebesar 919.900.000.000,-, Total Capital Investment(TCI) sebesar
1.302.320.000.000,-, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 39,62%, Minimum Payback
Period (MPP) pada 3 tahun 9 bulan 22 hari, dan Net Cash Flow at Present Value sebesar
Rp 3.123.400.000.000,-. Berdasarkan analisa ekonomi tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pabrik hidrogen peroksida tersebut layak didirikan.