Abstract:
Manusia merupakan subyek dan sekaligus objek dalam kehidupan. Sumber daya manusia (SDM)
yang produktif dan berkualitas merupakan faktor penting bagi kemajuan bangsa. Kualitas SDM
sangat mempengaruhi kemajuan bangsanya, karena SDM yang berkulitas akan membuat sebuah
bangsa lebih cepat maju, karena lebih mudah untuk diajak maju, dan lebih cepat menyesuaikan
terhadap perubahan yang terjadi.
Attitude atau sikap dan perilaku yang ditunjukan dalam sehari-hari. Cara berbicara, bertindak, dan
memperlakukan orang lain merupakan cerminan dari apa yang kita pikirkan. Attitude atau sikap dan
perilaku yang ditunjukkan dapat memengaruhi kesuksesan seseorang ke depannya. Membentuk
karakter, sikap, perilaku sebagai cerminan suatu budaya kerja produktif, tidak seperti membalikkan
telapak tangan. Membentuk budaya produktif sejak dini dengan iklim, lingkungan yang kondusif
akan membantu efektivitas pencapaian karakter SDM unggul berdaya saing yang diharapkan.
Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, merupakan Desa Binaan Institut
Teknologi Indonesia yang diinisiasi oleh Program Studi Teknik Industri melalui Perjanjian
Kerjasama Pengabdian Masyarakat dan Program Magang KKN Tematik mahasiswa dengan Tema
Kampung Produktif. Sasaran kegiatan khususnya di RT 01, RT 02, dan RT 03 di RW 01. Sebagai
keberlanjutan Kerjasama Dosen dan mahasiswa Program Profesi Insinyur bekerjasama dengan
Rumah Produktivitas dan Himpunan mahasiswa Program Studi Teknik Industri yang juga
menjalankan abdimas BerDasi (Berbagi dengan Saudara Saudari), berkolaborasi sinergis untuk
meningkatkan kualitas generasi dengan melakukan pendampingan softskill untuk membentuk
budaya produktif bagi anak-anak desa Rawakalong.
Berdasarkan analisa situasi untuk melihat peluang perbaikan, ditemukan bahwa tidak seperti masa
lalu, selain jadi dokter, guru, polisi, tentara banyak diantara mereka bercita-cita jadi insinyur, bahkan
ada Si Dul yang jadi Tukang Insunyur , saat ditanya anak-anak tersebut tidak tahu apa itu insinyur,
tapi mereka suka ngoprek, main sepeda dan memperbaiki sepedanya jika ada kerusakan kecil, bahkan
mengerti cara bongkar pasang komponen sepeda.. Main tanah membuat parit untuk mengalirkan air,
memilah botol untuk dijual dan tahu mana jenis botol yang harganya lebih mahal, karena pulang
sekolah ikut membantu orang tuanya di lapak.
Temuan lainnya kebanyakan mereka tidak tekun belajar yang tidak jelas untuk apa manfaatnya. Ratarata semangat belajar formal, semangat berprestasi anak-anak yang penduduk asli Desa Rawa
Kalong cukup rendah. rata-rata Pendidikan orang tua mereka ibunya SD, ayahnya SMP, dan bekerja
sebagai buruh/ tidak tetap, satpam, sopir. Sehingga cita-cita anak-anak tersebut bekerja mengacu
pada orang tuanya , dang menganggap tidak perlu repot sekolah tinggi-tinggi. Pengaruh digitalisasi
memberikan pengaruh terhadap Sebagian anak-anak untuk menjadi dokter, tantara, pramugari, akan
tetapi lingkungan kurang kondusif untuk mendorong anak-anak tersebut kearah cita-citanya.
Melalui program pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen Bersama mahasiswa PSPPI dan
Teknik Industri pendampingan softskill diharapkan akan menumbuhkan dan mempertahankan
karakter positif dan memperkenalkan Kembali profesi menjadi insinyur sebagai pilihan dari cita-cita
mereka, yang suka ngoprek memperbaiki dan merancang sesuai yang bermanfaat. im Abdimas
Melalui pendampingan yang dilakukan, Dosen dan Mahasiswa ITI berhasi menanamkan
semangat untuk bergerak, beraktivitas. Menanamkan kepedulian dan menyatukan aura
semangat anak-anak Rawakalong untuk saling menguatkan agar hidup mereka kelak lebih
baik.
Aktivitas pendampingan untuk meningkatkan kualitas anak rawakalong ini diharapkan akan
berkelanjutan