dc.description.abstract |
Karet alam merupakan Biomacromolecule yang dikenal dengan 1,4-poliisoprene memiliki
sifat yang special termasuk memiliki ketahanan yang tinggi, kekuatan dan ketangguhan yang
baik. Karet alam memiliki berbagai aplikasi produk karet seperti ban mobil, sarung tangan
karet, dan bearing karet. Indonesia merupakan Negara penghasil karet terbesar kedua dunia
setelah Thailand. Berdasarkan analisa Bisnis.com, produksi karet mentah Indonesia melimpah
tetapi bahan baku industri hilir, seperti crumb rubber masih impor sekitar 70-80%, hal ini
membuka peluang untuk melakukan diversifikasi produk latex menjadi produk thermoplastic
elastomer (TPE) dengan harga 2 – 9 usd/kg meningkat sebesar 100 – 900% dari harga latex.
Termoplasik elastomer (TPE) merupakan material yang bersifat termoplastik dan elastis yang
merupakan gabungan antara material yang bersifat termoplastik seperti metil metakrilat
(MMA) dan yang bersifat elastis seperti latex. Starch-g-PMMA merupakan produk kopolimer
hasil sintesis melalui metode ATRP dibiayai dari hibah insinas tahun 2013 dan hibah bersaing
tahun 2014-2016 yang dapat digunakan sebagai kompatibilizer pada pencampuran polimer
alam dan polimer sintetik seperti pada PP dan serat alam. Metode Atom Transfer radical
Polymeriation (ATRP) dapat diaplikasikan pada sintesa kopolimer latex-g-PMMA yang akan
diaplikasikan sebagai kompatibel agen pada pencampuran antara latex/PMMA. Penelitian
diawali dengan membentuk pusat aktif pada latex oleh substitusi gugus aktif alkil bromide
melalui modifikasi dua langkah yaitu epoksidasi parsial pada ikatan C=C, diikuti dengan
penambahan nukleofilik dari asam karboksilat dengan gugus fungsi alkil bromide pada cincin
oxirane dari karet terepoxidasi (ENR) menghasilkan latex-alkil bromida. Selanjutnya latex
alkil bromide digunakan sebagai makroinisiator untuk memulai ATRP dengan monomer
MMA. Pada bagian pertama kelayakan reaksi pencangkokan diverifikasi dengan mempelajari
ATRP dari makroinisiator latex-alkil bromide melalui epoksidasi dengan asamchloroperbenzoic (CPBA) diikuti dengan penambahan asam karboksilat alkil bromida pada
cincin oxirane. Penambahan asam terjadi sesuai mekanisme SN2 dengan fiksasi kelompok
asam pada karbon yang disubtitusi dari cincin oxirane yang akan bersaing dengan reaksi
sekunder kearah pembentukan kembali cincin oxirane, mengarah pada pembentukan dua
alkohol alil, dengan keasaman sesuai dengan kadar asam karboksilat yang digunakan.
Selanjutnya digunakan campuran ligan sebagai stock solution untuk memulai ATRP latex-gPMMA pada 90 ° C dalam campuran pelarut DMF/air menggunakan Cu (I) Br kompleks
dengan ligan poliamina. Beberapa ligan diuji: N- (n-oktil) -2-pyridylmethanimine (NOPMI),
N- (n-oktadesil) -2-pyridylmethanimine (NODPMI), dan 1,1,4,7,7-
pentamethyldiethylenetriamine (PMDETA). Produk dikontrol terhadap berat molekul (SECn,
Mn) dan indeks polidispersitas (PDI) diperoleh dengan O- (2-hidroksi-2-metil-1- (n-propil)
pentil) -2-bromoisobutyrate sebagai pemrakarsa di hadapan CuBr / NOPMI sebagai sistem
katalitik. Pada bagian kedua, dilakukan optimalisasi formulasi komposisi yang diperoleh dari
proses tahun pertama, dilakukan scale up di laboratorium untuk pembuatan macroinitiator
latex-alkil bromide dilanjutkan dengan pencangkokan dengan MMA. Produk dikarakterisasi
terhadap berat molekul (SECn), index PDI. Selanjutnya dilakukan uji kinerja latex-g-PMMA
pada pemrosesan latex dengan PMMA pada skala laboratorium. Pada bagian terakhir, rancang
bangun proses pembuatan thermoplastic elastomer latex//PMMA/latex-g-PMMA pada scaleup dari skala laboratorium. Karakterisasi produk dilakukan terhadap Struktur kimia
menggunakan FT-IR, 1H dan 13C NMR. Sifat termal dari kopolimer cangkok dipelajari
menggunakan Scaning Thermal Analyzer (STA). Morphologi dipelajari menggunakan
scanning electron microscopy (SEM). Sifat mekanik (kuat tarik, ketahanan sobek, keuletan dan
ketangguhan) dipelajari menggunakan Dinamic Mechanical Analyzer (DMA). Untuk
meningkatkan performance TPE latex/PMMA/latex-g-PMMA pada aplikasi bearing jembatan
dalam meredam suara akibat beban dan gesekan, maka ditambahkan filler selulose dengan memanfaatkan produk starch-g-PMMA yang telah dihasilkan pada penelitian sebelumnya
sebagai kompatibel agen pada pencampuran TPE (latex/PMMA) dengan selulosa. Produk
TPE/selulose blend dianalisa sesuai standar ASTM D 412.
Luaran penelitian wajib tahun pertama berupa 1 makalah Accepted pada journal of
Polymers and Environmental dengan impak factor 1,969. Sedangkan luaran tambahan berupa
1 makalah accepted pada Majalah Polimer Indonesia (MPI) terakreditasi LIPI, 1 makalah yang
akan diseminasi pada Internasional Polymers Science and Technology (IPST 2018) dan 1
makalah yang akan diseminarkan pada seminar nasional Teknik Kimia Unpar 2018. Sedangkan
dari hasil penelitian diperoleh HKI berupa produk dan draft paten dengan kesiapan teknologi
level 4, tahun kedua berupa luaran wajib 1 makalah accepted pada jurnal Polymers Chemistry
dengan impak factor 2,020, dan luaran tambahan berupa 1 makalah published pada proceeding
internasional RSCE 2019 dan 1 makalah terbit pada proceeding nasional SNP XII 2019. Hasil
penelitian berupa produk dan draft paten dengan tingkat kesiapan teknologi pada level 5. |
en_US |