dc.description.abstract |
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia, sejak tahun 2000 hingga tahun 2019 volume emisi gas rumah kaca
Indonesia mengalami trend peningkatan dan juga trend penurunan menurut sektor penghasil
emisi gas rumah kaca. Tercatat pada tahun 2019 jumlah volume emisi gas rumah kaca Indonesia
mencapai 1,86 Gt CO2e. Tentu saja yang diharapkan adalah trend penurunan yang stabil agar
dapat mencapai target Pemerintah Indonesia bahwa pada tahun 2030 volume emisi gas rumah
kaca Indonesia menurun sebesar 29% 41%. Hal ini sejalan dengan pidato Presiden Republik
Indonesia pada Conference of Parties (COP) 26 United Nations Framework Convention on
Climate Change (UNFCCC) di Glasgow Inggris bulan Nopember tahun 2021, bahwa Indonesia
berkomitmen untuk ikut melakukan penurunan emisi. Indonesia dapat berkontribusi untuk
mencapai net-zero emission dunia. Ada 6 (enam) penghasil emisi gas rumah kaca Indonesia yaitu
Energi, Industrial Process and Production Use (IPPU), Pertanian, Forestry and Other Land Use
(FOLU), Kebakaran Hutan dan Limbah. Penelitian ini hendak menganalisis secara statistika ratarata volume emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2000 – 2019 menurut sektor penghasil
emisi di atas. Analisis dilakukan dengan menggunakan ANOVA (Analyze of Variance) dan Uji
Kruskal-Wallis. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
dari nilai rata-rata ke-enam sektor penghasil emisi GRK dengan nilai-p adalah 0,000. Dengan Uji
Kruskal-Wallis diperoleh bahwa tiga ranking penghasil emisi GRK tertinggi, mulai dari bawah
ke atas adalah Sektor FOLU, Sektor Kebakaran Hutan dan Sektor Energi. |
en_US |