Momentum pembangunan infrastruktur biasanya menunjukkan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang diterapkan pada rencana dan hasil yang telah dibangun. Pembangunan yang mantap selama dua dekade terakhir di bidang transportasi, termasuk juga bandar udara di Indonesia, telah dilakukan. Strukturnya yang luas membuat bandara ini memerlukan penanganan khusus dalam sistem pengoperasian gedung, yang membuatnya berbeda dengan jenis bangunan lainnya. Perencanaan komponen bangunan yang matang dan terpadu diperlukan agar rancangan bangunan menjadi efisien dan efektif. Minimnya penelitian di bidang arsitektur dengan objek fungsi bangunan bandara membuat penelitian ini diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah, dan pembelajaran bagi para desainer bisa lebih jauh dari praktik yang selama ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi sistem utama, subsistem, dan elemen pembentuknya pada gedung CGK, KJT, YIA, DPS, BPN, PKY, dan MDC melalui observasi sumber daya domain publik, kemudian dianalisis untuk menemukan kesamaan antar gedung bandara. Strategi integrasi yang paling mudah dan umum dilakukan adalah dengan menempelkan komponen mekanis atau nonstruktural pada komponen struktural (E-M), sedangkan yang paling sulit adalah material struktural yang memainkan peran ganda sekaligus (S-E-M-I).