dc.description.abstract |
Penggunaan energi baru terbarukan terus dikampanyekan oleh pemerintah
dan menjadi salah satu program prioritas nasional. Berdasarkan data yang
dipublikasikan oleh Kementerian ESDM, target energi baru terbarukan Indonesia
baru mencapai 11,2% dari rencana capaian bauran energi sebesar 23% di tahun
2025 (Kementerian ESDM, 2019). Untuk mencapai bauran energi baru terbarukan
tersebut, pemerintah membangun beberapa unit pembangkit baru khususnya yang
berada di luar Pulau Jawa.
Salah satu kegiatan yang mendukung peningkatan penggunaan energi baru
terbarukan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
dengan skala rumah tangga atau mini PLTS. Pembangunan mini PLTS juga
bertujuan untuk mengurangi emisi dari penggunaan bahan bakar fosil, dimana
bahan bakar tersebut masih mendominasi sumber energi pembangkitan di Pulau
Jawa. Instalasi mini PLTS meski tidak terkoneksi melalui jaringan PLN (offgrid),
tetap memberikan manfaat secara ekonomi bagi penggunanya. Dengan
penggunaan mini PLTS secara otomatis akan mengurangi biaya tagihan PLN
setiap bulannya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan gambaran terkait dengan
identifikasi kebutuhan dan kelayakan ekonomi dari pembangunan mini PLTS
untuk kebutuhan budidaya ikan air tawar di Kelurahan Buaran, Kecamatan
Serpong, Kota Rangerang Selatan. Berdasarkan survey dan identifikasi, diperoleh
kebutuhan daya listrik untuk budidaya ikan air tawar dengan kapasitas
pembudidayaan 2ton untuk setiap siklusnya adalah 2,5 kWp. Penggunaan mini
PLTS ini mampu menghemat pengeluaran kebutuhan listrik sebesar Rp. 7.055.100
per tahun. Dengan asumsi penggunaan harga listrik PLN saat ini, diperoleh nilai
break event point (BEP) selama 7 tahun 4 bulan. |
en_US |