dc.contributor.advisor |
Yusuf, Reza Muhammad |
|
dc.contributor.author |
Wibowo, Agam Duma Kalista |
|
dc.contributor.author |
Sunandar, Kudrat |
|
dc.date.accessioned |
2022-04-04T04:11:16Z |
|
dc.date.available |
2022-04-04T04:11:16Z |
|
dc.date.issued |
2018-10-11 |
|
dc.identifier.uri |
http://repository.iti.ac.id/jspui/handle/123456789/1178 |
|
dc.description.abstract |
Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah salah satu teknik pengangkatan minyak
tahap lanjut yang memanfaatkan surfaktan untuk memaksimalkan produksi
minyak pada reservoir. Pada umumnya surfaktan yang digunakan untuk EOR
adalah surfaktan berbasis minyak bumi yang sulit terdegradasi. Selain itu juga
surfaktan berbasis minyak nabati tidak dapat larut secara sempurna pada brine
water dan nilai interfacial tension (IFT)-nya masih belum memenuhi standar
sebagai EOR agent. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas MES yang
terbentuk adalah konsentrasi katalis pada proses sulfonasi dan konsentrasi metanol
pada proses pemurnian. Selain itu formulasi surfaktan primer dengan sekunder
cukup penting karena mampu me-recovery minyak hingga 85% dan dapat
menurunkan nilai Interfacial Tension/IFT agar memenuhi untuk aplikasi EOR.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya produk reaksi adalah katalis.
Katalis yang diginakan dalam sintesis Metil Ester Sulfonat (MES) dari metil ester
dengan NaHSO3 salah satunya adalah Al2O3. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian tentang pengaruh konsentrasi katalis terhadap konsentrasi MES yang
terbentuk. Di sisi lain, penambahan metanol dalam proses pemurnian berpengaruh
terhadap di-salt yang terbentuk. Kandungan di-salt harus dikurangi karena dapat
mengurangi daya deterjensi MES itu sendiri. Faktor-faktor tersebut perlu diteliti
guna menghasilkan MES dengan kualitas yang baik selain itu untuk dapat
digunakan untuk aplikasi EOR, maka perlu dilakukan formulasi antara dua
surfaktan (MES-Tween 80) sehingga diharapkan nilai IFT-nya ≤ 10-3 dyne/cm.
Tahap pertama pada penelitian ini adalah sintesis surfaktan Metil Ester Sulfonat
(MES) dengan NaHSO3 sebagai agen pensulfonasi dengan katalis Al2O3, yang
dilanjutkan pemurnian dengan metanol. Tahap kedua adalah formulasi surfaktan
primer (MES) dengan surfaktan sekunder (Tween 80). Rangkaian pengujian yang
akan dilakukan adalah densitas, viskositas, konsentrasi MES, dan screening test
yang terdiri dari compatibility test dan nilai IFT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi katalis Al2O3
terhadap sintesis MES, untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Metanol pada
proses pemurnian MES pada tahap pertama serta untuk mengetahui formulasi
MES-Tween 80 dengan Na2CO3 yang ideal sebagai EOR agent pada tahap kedua.
Hasilnya adalah pada penelitian tahap pertama variasi terbaik diperoleh pada
sintesis MES yaitu dengan kondisi operasi katalis Al2O3 1% dan konsentrasi
metanol 45%. Uji FTIR menunjukkan gugus sulfonat terdapat pada panjang
gelombang 1361.79-1016.94 cm-1
. Hasil penelitian tahap kedua pada formulasi
co-surfaktan didapatkan formulasi MES:Tween 80 adalah 60:40 dengan
konsentrasi Na2CO3 0.5%.. Co-surfaktan tersebut dapat menurunkan hingga
0.0183 dyne/cm. |
en_US |
dc.language.iso |
other |
en_US |
dc.publisher |
Institut Teknologi Indonesia |
en_US |
dc.subject |
Metil Ester Sulfonat (MES) |
en_US |
dc.subject |
Katalis Al2O3 |
en_US |
dc.subject |
di-salt |
en_US |
dc.subject |
Formulasi Cosurfaktan (MES-Tween 80) |
en_US |
dc.title |
Sintesis Dan Formulasi (Bio) Surfaktan Metil Ester Sulfonat Dari Metil Ester Berbasis Sawit Untuk Aplikasi Enhanced Oil Recovery |
en_US |
dc.type |
Other |
en_US |