Abstract:
Prinsip bangunan hijau di Indonesia telah disadari penerapannya di berbagai tipe bangunan, termasuk
hotel. Setidaknya telah terdapat dua buah bangunan hotel yang telah mendapat sertifikasi ini, yaitu
Hotel Hyatt Regency Yogyakarta dan Hotel Alila Solo. Kedua bangunan hotel ini memiliki geometri
dasar massa bangunan yang hampir serupa, yaitu dengan empat sayap bangunan, dan peletakkannya
yang relatif sama, namun dengan tipologi struktural yang berbeda, yaitu bangunan bertingkat rendah
dan bangunan tinggi. Mengacu pada prinsip arsitektur hijau, salah satu aspek perancangan bangunan
hijau adalah tepat guna lahan yang berkaitan erat dengan massa bangunan. Konfigurasi massa
bangunan dan orientasinya terhadap matahari, terutama di wilayah tropis, akan sangat mempengaruhi
besarnya konsumsi energi untuk pencahayaan di dalam bangunan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh massa bangunan terhadap optimalisasi pencahayaan alami melalui
fenestrasi cahaya matahari ke ruang dalam bangunan. Penelitian ini dilakukan dengan membuat
simulasi pencahayaan dan pembayangan yang terjadi pada lantai-lantai di kedua massa bangunan
hotel pada 21 Juni dan 21 Desember untuk dianalisis pola dan luas area fenestrasi cahaya matahari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa massa bangunan empat sayap dimensi yang panjang efektif
memperoleh pencahayaan alami yang luas serta pada waktu tertentu dapat memberikan pembayangan.
Namun, penggunaan massa bangunan seperti ini harus disesuaikan dengan konteks tipologi struktur
bangunan hotel karena sangat terkait dengan beban termal yang harus ditanggulangi oleh sistem
bangunan.